Rabu, 21 Oktober 2015

CARA MEMBUAT GELANG DARI BENANG

Zaman sekarang barang bekas apapun bisa jadi benda yang berharga,,karna itu mimin mencoba bikin gelang yang murah dan simple terbuat dari benang,, Bahan pertama yang harus disiapkan adalah Benang dengan berbagai warna, dan gunting.
 





1.       Cara pertama benang di bentangkan dan tumpuk beberapa lapis sesuai dengan keinginan. Lihat gambar.
 










2.       Setelah ditumpuk sesuai keinginan dan keperluan, selanjutnya ikat di ujung dan anyam seperti menganyam rambut sampai selesaI.



 






     3.  Setelah selesai menganyam ikat kedua ujungnya,,dan jadilah gelang cantik
 










                Nah gimana kawan mudahkan bikinya,,,makin tambah gaya dan modis deh,

TERIMA KASIH

Minggu, 18 Oktober 2015

Makalah Minat Baca ILmu Perpustakaan 2010

MAKALAH MINAT BACA











Rabiatul Adawiah: 1006231135
Rahmawati:1006231136







ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM
IAIN ANTASARI BANJARMASIN
2012

































BAB II
PEMBAHASAN

A.     Minat baca masyarakat indonesia
Minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Kondisi saat ini tercatat satu buku dibaca sekitar 80.000 penduduk Indonesia. Angka produksi buku di Indonesia sampai saat ini masih belum membanggakan. "Kita masih setara dengan Malaysia dan Vietnam, padahal jumlah penduduk Indonesia lebih banyak. Kondisi ini tidak masuk akal," kata Direktur Eksekutif Kompas Gramedia, Suwandi S Subrata, dalam jumpa pers usai pembukaan Gramedia Fair di Istora Senayan Jakarta,
Suwandi menyebutkan, tahun 2011 tercatat produksi buku di Indonesia sekitar 20.000 judul. Dari sisi oplah, Indonesia memang lebih tinggi jika dibandingkan Malaysia. Untuk penerbit besar, umumnya satu buku dicetak sebanyak 3.000 eksemplar. Adapun di Malaysia sekitar 1.500 eksemplar per buku, atau hampir sama dengan penerbit kecil di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta, tentu angka-angka produksi buku di Indonesia masih belum masuk akal. Kira-kira satu buku dibaca 80.000 orang. "Jadi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan kita yang peduli dengan masalah minat baca masyarakat yang belum menggembirakan masih harus bekerja lebih keras lagi.1
B.     Pengertian minat baca
Minat baca adalah keinginan dan kemauan kuat untuk selalu membaca setiap ada kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk membaca. Ciri orang yang mempunyai minat baca tinggi diantaranya (selalu) memanfaatkan setiap waktu luang untuk membaca, suka mencari waktu atau kesempatan untuk membaca, senantiasa berkeinginan untuk membaca (semua jenis bacaan), memanfaatkan membaca sebagai kebutuhan, dan melakukan kegiatan membaca dengan senang hati. Pemeliharaan minat baca perlu dilakukan secara terus menerus dengan selalu berupaya meningkatkan keterampilan membaca secara memadai. Untuk itulah perlu dilakukan upaya yang mampu mendorong motivasi siswa untuk membaca.

 

1http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/29/21400769/Minat.Baca.Indonesia.Masih.Rendah
C.     Faktor-faktor yang mendorong minat baca
Menurut Suyono faktor-faktor yang mampu mendorong minat baca adalah:
  1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, informasi dan yang lain.
  2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik dan berkualitas.-
  3. Keadaan lingkungan social yang kondusif, dalam arti adanya iklim yang selalu memanfaatkan waktu luang untuk membaca.
  4. Rasa haus informasi, selalu membutuhkan informasi, terutama yang actual.
  5. Memiliki prinsip hidup bahwa membaca adalah kebutuhan rohani.
D.     Cara Meningkatkan Minat Baca Siswa di Sekolah
Masyarakat di Indonesia memiliki karakter yang berbeda-beda di setiap daerah begitu juga dengan karakter pelajar di sekolah. Dalam bidang budaya membaca seringkali media dalam mempublikasikan selalu di dominasi dengan pemberitaan yang menyatakan bahwa minat baca pelajar di Indonesia Rendah. Padahal secara fakta pasti ada (mungkin banyak) sekolah yang pelajarnya banyak yang suka membaca tapi hampir tidak pernah (sangat jarang) di publikasikan.
Berdasarkan pengalaman penulis yang sering berkunjung di beberapa sekolah dan mendengarkan curhatan dari pengelola perpustakaan sekolah melalui jejaring social menyatakan jika sebenarnya minat baca pelajar tinggi. Melalui tulisan ini penulis ingin berbagi tips bagaimana supaya minat baca siswa di sekolah tinggi.
1. Tersedianya Perpustakaan yang Dikelola dengan Baik
Bicara terkait dengan budaya baca tidak lepas dengan adanya peran penting sebuah perpustakaan terlebih di lingkungan sekolah. Sebuah perpustakaan harus memberikan pelayanan dan manajemen yang baik dalam memberikan kebutuhan referensi siswa di sekolah. Jika perpustakaan adalah sebuah produk maka dia harus menjamin kwalitasnya dengan baik dan disukai oleh konsumen dalam hal ini oleh pelajar. Pustakawan juga harus cerdas dalam menganalisa koleksi buku apa yang di inginkan dan disuka oleh pelajar jika perlu dilakukan penelitian atau request.
2. Promosi Gerakan Gemar Membaca di Lingkungan Sekolah
Jika anda belajar dari perusahaan produk-produk yang mendunia, anda akan tahu betapa faktor penentu laku tidaknya sebuah produk adalah ditentukan faktor promosi (iklan), Tentunya poin pertama diatas (kwalitas) harus diutamakan. Jika poin pertama (Tersedianya Perpustakaan yang Dikelola dengan Baik) sudah terpenuhi, maka promosi wajib gencar dilakukan.
Cara untuk melakukan promosi ini bisa bekerjasama dengan pihak kepala sekolah bersama jajaranya. Akan lebih baik lagi jika Kepala Sekolah, Guru, dan staff sekolah menjadi orang pertama yang mengawali gerakan gemar membaca di sekolahnya. Bisa juga membuat baliho atau spanduk di sekitar sekolah yang berisi seruan rajin membaca misalnya “Kami Ingin Pintar makanya Kami Suka Membaca” , Ingin jadi Juara dan Berprestasi ? Rajinlah Membaca” begitu dan sejenisnya.
Cara lain bisa juga dengan cara kebijakan sekolah yang mewajibkan semua siswa pada seminggu sekali atau dua kali diwajibkan membaca sebuah buku diperpustakaan yang kemudian disuruh merangkum buku yang dipinjam serta menjelaskan apa point penting dari buku yang sudah mereka baca.
Jangan terlalu sering menyalahkan para siswa malas membaca jika para guru di sekolah sendiri tidak pernah memberikan contoh bahwa para guru juga gemar membaca.
3. Berikan Penghargaan (Hadiah) untuk mereka yang Rajin Membaca
Setelah poin pertama dan kedua lakukan, langkah selanjutnya berikanlah hadiah untuk mereka yang rajin membaca. Caranya bisa dilakukan dengan kerjasama antara pihak perpustakaan dan kepala sekolah melalui kebijakan. Hadiah tersebut bisa diberikan misalnya untuk siswa paling sering meminjam buku di perpustakaan. Namun perlu dicatat bahwa pemberian hadiah ini juga harus dilihat bukan hanya pelajar yang hanya suka meminjam buku perpustakaan saja tapi harus dilihat prestasinya.
Ini penting supaya pelajar tidak hanya mengejar supaya dapat hadiah kemudian mereka hanya sering pinjam buku tapi tidak pernah membacanya. Jadi ada semacam ketentuan berlaku disini bahwa yang mendapatkan hadiah adalah mereka yang rajin meminjam buku yang kemudian diikuti dengan peningkatan prestasi setelah rajin membaca. Jenis hadiah sendiri bisa dalam bentuk pulsa (yang disukai pelajar), Uang saku, dan sejenisnya yang pasti disukai siswa.2
Untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa ada yang perlu dilakukan oleh sekolah maupun kalangan siswa itu sendiri. Yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu:
• Penciptaan  atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya   siswa dengan rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa gemar membaca.
• Penyediaan  buku-buku bacaan  yang memadai, baik dari segi kuantitas judul buku   maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas.
• Penciptaan antusiasme pada setiap individu siswa terhadap pentingnya membaca buku   dan berbagai sumber ilmu lainnya.
• Pemanfaatan kegiatan membaca sebagai alat untuk belajar seluruh bidang studi yang   diampu oleh masing-masing guru.
• Pesan-pesan edukatif yang disampaikan dengan gaya anak muda terpampang di setiap   sudut-sudut ruangan.
• Nukilan episode sebuah cerita selalu ada dalam mading sehingga menarik minat siswa   untuk membaca.
• Rak buku yang dipajang rapi dan menarik untuk dieksplorasi isinya dengan ditampilkan   laksana “gedung bioskop” atau “gedung teater”
• Ada informasi mengenai kehebatan para penulis beserta karya-karya penulis nasional   maupun internasional di perpustakaan maupun di mading.
• Ada poster berisi cuplikan isi buku baru dan laku keras di masyarakat.
• Ada display/pajangan atau informasi buku-buku baru dan bestseller dengan gaya yang   atraktif di perpustakaan.
 

2http://aribicara.blogdetik.com/index.php/2011/07/16/tips-cara-meningkatkan-minat-baca-siswa-di-sekolah/
• Tersedia tempat baca buku lesehan di sekolah, misalnya di beranda musalah atau di   depan-depan kelas.
• Tersedia  ruangan  khusus dengan satu atau dua komputer yang berisi permainan seputar perbukuan, kepenulisan, dan penulis.3

















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Minat baca adalah keinginan dan kemauan kuat untuk selalu membaca setiap ada kesempatan atau selalu mencari kesempatan untuk membaca.
Menurut Suyono faktor-faktor yang mampu mendorong minat baca adalah:
  1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, informasi dan yang lain.
  2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik dan berkualitas.-
  3. Keadaan lingkungan social yang kondusif, dalam arti adanya iklim yang selalu memanfaatkan waktu luang untuk membaca.
  4. Rasa haus informasi, selalu membutuhkan informasi, terutama yang actual.
  5. Memiliki prinsip hidup bahwa membaca adalah kebutuhan rohani.
Cara Meningkatkan Minat Baca Siswa di Sekolah:
  • Tersedianya Perpustakaan yang Dikelola dengan Baik
  • Promosi Gerakan Gemar Membaca di Lingkungan Sekolah
  • Berikan Penghargaan (Hadiah) untuk mereka yang Rajin Membaca












DAFTAR PUSTAKA

-          http://perpustakaan.kaltimprov.go.id/articel-373-penerapan-metode-conditioning-dalam-
              menumbuhkan-minat-baca-siswa-ke-perpustakaan.html

MAKALAH BAHASA INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN


A. LatarBelakang
Pada umumnya para mahasiswa kurang memahami pengetahuan dalam menulis paragraf. Kelemahan seperti ini sering dijumpai pada karangan yang terdiri dari rangkaian paragraf baik dalam penulisan makalah, skripsi, ataupun tesis. Oleh karena itu, makalah ini disajikan agar para mahasiswa mampu mengembangkan penulisan paragraf secara baik dan benar dengan penggunaan kalimat efektif. Dan tidak terjadi kesalahan dalam penulisan karya ilmiah. Semoga makalah yang disajikan penyusun dapat membantu para pembaca.

B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian paragraf?
2. Bagaimana teknik pengembangan paragraf ?
3.Bagaimana teknik penulisan paragraf ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian paragraf.
2. Mengetahui teknik pengembangan paragraf.
3. Mengetahui teknik penulisan paragraf. 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Paragraf
            Menurut Wikipedia Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Atau bisa juga Paragraf adalah kesatuan pikiran yang mengungkapkan ide pokok yang berbentuk dalam rangkaian kalimat yang berkaitan dengan bentuk (kohesi) dan makna (koherensi).1
Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf diserap dalam bahasa Indonesia dari bahasa Inggris paragraph, sedangkan alinea diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata alenia bahasa Belanda itu sendiri berasal dari bahasa latin alenia yang berarti ‘mulai dari baris baru’. Adapun bahasa Inggris paragraph berasal dari bahasa Yunani para yang berarti ‘sebelum’ dan grafein yang berarti ‘menulis; menggores’. Pada mulanya paragraf atau alenia tidak dituliskan terpisah dengan mulai garis baru seperti yang kita kenal sekarang, tetapi dituliskan menyatu dalam sebuah teks dengan menggunakan tanda sebagai ciri awal paragraf (Sakri 1992:1).
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kal[1]imat. Bahkan sering kita temukan sebuah paragraf terdiri atas lebih dari lima buah kalimat. Meskipun paragraf terdiri atas beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang membicarakan soal lain. Seluruh paragraf memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu (Arifin 1988:125). Jadi, paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
1.      Jenis-jenis Paragraf
             Ditinjau dari jenisnya, paragraf dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
a)      Paragraf Narasi
       Merupakan salah satu jenis paragraf yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita.
b)      Paragraf  Deskripsi
      Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat ,mendengar, atau merasakan hal tersebut.

c)       Paragraf  Eksposisi
      Menjelaskan atau memaparkan tentang sesuatu dengan tujuan memberiinformasi dan menambah wawasan.
d)     Paragraf argumentasi
       Adalah sebuah paragraf  yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Paragraf tersebut dikembangkan dengan pola pengembangan sebab akibat. Hubungan sebab akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak maju menuju suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat. Efek yang muncul dapat berupa efek tunggal dan efek jamak (bersama-sama).

e)       Paragraf  Persuasi
      Adalah paragraf  yang berisi ajakan. Paragraf persuasi bertujuan untuk membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh penulis. Agar pembaca menjadi terpengaruh, maka penulis harus melampirkan bukti dan data-data pendukung.

2.      Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
a.        Kesatuansemua kalimat yang membina paragraf secara bersama-sama
menyatakan suatu hal atau tema tertentu.
b.       Koherensikekompakan hubungan antar kalimat yang membentuk sebuah
paragraf.
c.        Perkembanganpenyusunan atau perincian gagasan-gagasan yang
membina paragraf.
d.    Kohesi: adanya hubungan antar gagasan yang kompak.[2]
3. Ciri-ciri paragraf
a)      Kalimat pertama bertakuk (block style) ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya: makalah, skripsi, desertasi, dll. Karangan berbentuk lurus dan tidak bertakuk  ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada antar baris lainnya
b)      Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik
c)      Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik
d)     Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail - detail kalimat topik. Paragraf bukan kumpulan kalimat - kalimat topik. Paragraf hanya besiri satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik, dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.

B.     Pengembangan Paragraf
            Secara garis besar teknik pengembangan paragraf ada dua macam. Teknik pertama, menggunakan “ilustrasi“. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Teknik kedua, dengan “analisis”, yaitu apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logika sehingga penyataan tadi merupakan suatu yang meyakinkan.[3]